RSS

Hari Jadi Kota Medan

     Hari jadi Kota Medan diperingati tiap tahun sejak tahun 1970 dan pada mulanya ditetapkan jatuh pada tanggal 1 April 1909. Tetapi tanggal ini mendapat bantahan yang cukup keras dari kalangan pers dan beberapa orang ahli sejarah karena itu, Walikota membentuk panitia sejarah hari jadi Kota Medan untuk melakukan penelitian dan penyelidikan.
     Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 342 tanggal 25 Mei 1971 yang waktu itu dijabat oleh Drs. Sjoerkani dibentuklah Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Medan. Duduk sebagai Ketua adalah Prof. Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, MA, Anggotanya antara lain Ny. Mariam Darus, SH dan T.Luckman, SH.
     Untuk lebih mengintensifkan kegiatan kepanitiaan ini dikeluarkan lagi Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No.618 tanggal 28 Oktober 1971 tentang Pembentukan Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan dengan Ketuanya Prof.Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, MA dan Anggotanya H. Mohammad Said, Dada Meuraxa, Letkol. Nas Sebayang, Nasir Tim Sutannaga, M.Solly Lubis, SH, Drs.Payung Bangun, MA dan R. Muslim Akbar.
     DPRD Medan sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitiaan ini sehingga merekapun membentuk Pansus yang diketuai M.A. Harahap, dengan Anggotanya antara lain Drs.M.Hasan Ginting, Ny. Djanius Djamin, SH, Badar Kamil, BA dan Mas Sutarjo.
     Dengan berbagai persidangan dan perjalanan panjang menetapkan bahwa perkampungan yang didirikan oleh Guru Patimpus (nenek moyang Datuk hamparan Perak) tanggal 1 Juli 1590 diusulkan kepada Walikota Medan untuk dijadikan sebagai hari jadi Medan dalam bentuk perkampungan yang kemudian dibawa ke Sidang DPRD Tk.II Medan untuk disahkan. Berdasarkan Sidang DPRD tanggal 10 Januari 1973 ditetapkan bahwa usul tersebut dapat disempurnakan.
     Sesuai dengan hal itu oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Medan mengeluarkan Surat Keputusan No.74 tanggal 14 Februari 1973 agar Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan melanjutkan kegiatannya untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Berdasarkan perumusan yang dilakukan oleh Pansus Hari Jadi Kota Medan yang diketuai oleh M.A.Harahap bulan Maret 1975 bahwa tanggal 1 Juli 1590 merupakan hari jadi kota Medan dan sebagai landasannya adalah didirikannya Si Sepuluh Dua Kuta di Areal Medan.
     Secara resmi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tk.II Medan menetapkan tanggal 1 Juli 1590 sebagai Hari Jadi Kota Medan dan mencabut Hari Ulang Tahun Kota Medan yang diperingati tanggal 1 April setiap tahunnya pada waktu-waktu sebelumnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Potensi Kota Medan di Bidang Bisnis


     Sebagai aktivitas yang diorientasikan untuk memperoleh keuntungan secara ekonomis, kegiatan bisnis merupakan bidang yang sangat luas dan terkait dengan bidang-bidang lainnya. Perubahan kondisi atau kebijakan dalam bidang lain akan selalu mempengaruhi kondisi bisnis yang ada. Kegiatan bisnis, terlebih yang berskala besaar, akan sangat dipengaruhi lingkungan nasional, budaya, hukum, politik, teknologi, hankam, dan lain-lain khususnya lingkungan makro ekonomi.

     Kondisi saling ketergantungan tersebut merupakan alasan kuat bagi Pemerintah Kota Medan bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat, untuk selalu berusaha menciptakan iklim atau lingkungan yang kondusif bagi kegiatan bisnis di kota ini, baik bagi bisnis lokal, domestik, maupun asing. Kenyataan menunjukkan bahwa faktor yang menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif sangat kompleks, saling ketergantungan, pengaruh mempengaruhi antar berbagai faktor sehingga sangat multi dimensi. Untuk itulah Pemko Medan secara intens dan terus menerus selalu melakukan dialog, berinteraksi dengan seluruh kalangan dan lapisan masyarakat untuk membangun dan menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif bagi semua pelaku bisnis tanpa diskriminatif.

Kemitraan Antara Pemerintah Kota, Swasta, dan Masyarakat
     Dalam pembangunan Kota Medan paling tidak ada lima pelaku yang paling menonjol; Pemerintah, Swasta (dunia usaha), Masyarakat, Profesional, dan Intelektual. Demikian juga dalam kegiatan ekonomi, selain dikenal sektor publik yang diperankan oleh Pemerintah juga tidak kalah pentingnya sektor Swasta dan Masyarakat. Bahkan dilihat dari kontribusi masing-masing sektor, sektor Swasta memberikan sumbangan jauh lebih besar, bahkan mencapai 80% dari total investasi yang ada. Dengan demikian sektor Pemerintah hanya memberikan sumbangan 20%. Oleh karena itu salah satu kebijakan penting yang ditempuh Pemko Medan adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi sektor Swasta dan Masyarakat untuk terlibat tidak saja dalam aktivitas-aktivitas yang diorientasikan mencari laba, tetapi juga kegiatan pembangunan kota secara keseluruhan.
     Untuk mendorong partisipasi luas Swasta dan Mmasyarakat dalam pembangunan kota maka salah satu cara (taktik) yang ditempuh adalah membangun kemitraan antara Pemko, Swasta dan Masyarakat dengan dukungan kaum profesional dan Intelektual.
     Berbagai kemitraan dan kerjasama tersebut terus dibangun dan dikembangkan dengan dasar saling memperkuat, saling membutuhkan dan saling menguntungkan satu sama lain. Adalah komitmen Pemko Medan untuk memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi sektor Swasta dan Masyarakat untuk terlibat dalam proyek pembangunan kota (sektor publik), dengan berbagai bentuk perjanjian yang mungkin dilaksanakan seperti sistem kontrak sewa dan lain-lain. Dengan demikian tanggung jawab pembangunan kota, dipandang merupakan tanggung jawab bersama dari seluruh lapisan masyarakat.

Peran Institusional Bisnis (Kadin)
     Sebagai wilayah ekonomi yang sangat mengandalkan sektor kegiatan ekonomi sekunder dan tertier maka peran Kamar dagang dan Industri (Kadin) Cabang Medan dirasakan demikian penting dan strategis. Karenanya adalah wajar jika hampir seluruh pelaku bisnis yang ada di Medan, khususnya yang bergerak di bidang perdagangan (lokal/luar negeri) dan produksi (barang/jasa) merupakan anggota aktif asosiasi bisnis tersebut.
     Sebagai wadah bagi para pelaku bisnis, Kadin telah memberikan berbagai sumbangan besar untuk menumbuh kembangkan kegiatan bisnis yang ada. Berbagai peran yang dijalankan Kadin Cabang Medan, antara lain memberikan informasi yang dibutuhkan oleh kaum industrian dan usahawan seperti: peluang pasar,komodditif unggulan, kondisi persaingan pasar, calon mitra usaha, lokasi bisnis, dan lain-lain.
Di samping itu asosiasi ini juga sangat berperan dalam pengembangan jiwa wirausaha baik bagi calon pengusaha maupun yang sudah meniti karir sebagai pengusaha melalui berbagai diklat pengembangan SDM yang dilakukan. Bahkan pegembangan SDM merupakan salah satu aspek penting yang terus menerus dijalankan dengan berbagai metode yang mempergunakan alat bantu satelit sebagai sarana diklat. Sebagai wadah yang menghimpun seluruh kepentingan industriawan dan usahawan, Kadin Cabang Medan juga aktif memberikan rekomendasi kepadda Pemerintah Kota sebagai bahan pertimbangan penyusunan kebijakan oleh Pemko Medan, khususnya yang terkait dengan berbagai insentif berusaha untuk dapat menarik investor agar bersedia menanamkan modalnya dan memilih lokasi berivestasi di Kota Medan.

Kebijakan Terhadap Investasi Asing
     Berbagai terobosan dilakukan Pemerintah Kota untuk dapat menarik minat investor asing, mulai dari penyempurnaan pelayanan perizinan investasi sampai kepada pemberian insentif baik yang bersifat langsung maupaun tidak langsung. Berbagai langkah debirokasi daan deregulasi terus dilanjutkan untuk menciptakan efisiensi berusaha dasn berivestasi termasuk konsistensi aturan dan kepastian hukum untuk meminimalisir ketidakpastian berusaha bagi investasi asing.
Dalam operasionalisasinya, berbagai langkah yang sedang, telah dan akan dilakukan Pemko Medan adalah:
  • Membentuk institusi Kantor Penanaman Modal Daerah Kota Medan sebagai institusi yang menyelenggarakan kewenangan perizinan investasi baik yang bersifat PMDN, maupun sebahagian PMA, yang sebelumnya ada pada pemerintah pusat/propinsi, dalam layanan sistem satu atap, (one stop service).
  • Membentuk Medan Bisnis Forum (MBF) sebagai wadah kemitraan antara Pemko, Masyarakat dan Dunia Usaha (swasta) yang berfungsi sebagai forum komunikasi, fasilitator, mediator, kegiatan bisnis dan investasi usaha swasta dan asing.
  • Mempersiapkan Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Satu Atap, sebagai bentuk pengintegrasian pelayanan perizinan bagi insvestor dalam negeri dan asing sehingga diharapkan dapat lebih sederhana, cepat, mudah, murah, terbuka, baku, efisien dan ekonomis (terjangkau).
  • Mengusahakan insentif dan kemudahan melalui Pemerintah Pusat dengan pemberian:
    • Keringanan bea masuk, impor barang-barang modal (mesin, bahan baku, dan lain-lain) sesuai dengann SK Mentri Keuangan No. 135/KM 05/2000.
    • Pembebasan Ppn atas impor dan atau penyerahan barang kena pajak tertentu yang bersifat strategis, sesuai dengan SK menteri keuangan RI No.155/KMK 03/2001.
    • Memberikan visa izin tinggal sementara dan atau izin tinggal terbatas bagi perusahaan yang ingin memperkerjakan tenaga kerja asing, melalui Ditjen Imigrasi/ kantor Imigrasi setempat.
    • Menggalang kerjasama perdagangan dan investasi dalam waadah-wadah regional seperti IMT-GT, Sisterr City dan lain-lain.
    • Peningkatan pelayanan padaa pintu-pintu masuk khususnya bandara dan pelabuhan, sehingga menciptakan budaya yang maju.
    • Melakukan koordinasi secara terus menerus dengan kepolisian dan TNI untuk memberikan rasa aman dan tenteram bagi seluruh pelaku bisnis baik domestik maupun asing yang ada di Kota Medan.
     Berbagai langkah yang telah, sedang dan akan dilanjutkan tersebut diharapkan juga menghapus perbedaaan perlakuan antara invetor asing dan lokal, sehingga investor asing dapat memiliki akses yang sama termasuk dari lembaga perbankan domestik/lokal (menyamakan perlakuan terhadap investor). Di samping itu diharapkan regulasi lebih berpihak kepada pasar serta transparan dengan mengusahakan mengurangi jumlah larangan yang terdapat pada negative investment list
Penggolongan Jenis dan Tarif Paling Tinggi dari Pajak Daerah
Jenis Pajak Daerah Kota/Kab
Tarif Paling Tinggi
Pajak hotel dan restauran
10 %
Pajak hiburan
35 %
Pajak reklame
25 %
Pajak penerangan jalan
10 %
Pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan, (P2ABTAP)
20 %
Pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian golongan C, (P3BG2C)
20 %

Dukungan Lembaga Keuangan
     Sebagai salah satu kegiatan ekonomi, keberadaan lembaga keuangan, khususnya perbankan di Kota Medan dirasakan sangat strategis khususnya untuk mendukung ketersediaan modal, baik yang bersifat modal investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Rusaknya sistem perbankan sebagai akibat krisis ekonomi ternyata tidak sampai menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan. Salah satu indikasinya adalah terus meningkatnya simpanan dana masyarakat pada perbankan, baik yang berbentuk giro, tabungan, deposito, maupun dana pihak ketiga.
     Saat ini paling tidak ada 40 bank yang beroperasi di Kota Medan, baik jenis bank umum devisa, bukan devisa, termasuk bank perkreditan rakyat (BPR). Walaupun fungsi intermidiasi perbankan sejak krisis ekonomi belum pulih sepenuhnya, namun data hingga posisi bulan Maret 2001 menunjukkan meningkatnya penggunaan fasilitas kredit perbankan secara nominal maupun pertumbuhan kreditnya oleh para pengusaha (debitur). Total kredit yang tersalur di Kota Medan per 31 Maret 2001 telah mencapai Rp 8,1 trilyun (Sumatera Utara Rp 9,5 trilyun). Kredit yang paling banyak digunakan adalah kredit modal kerja, diikuti kredit investasi dan konsumsi. Dengan adanya investasi dan dorongan kredit perbankan tersebut kontribusi PDRB Medan terhadap Propinsi Sumatera utara mencapai rata-rata 21%.
     Sedangkann dilihat dari segi pertumbuhan ekonominya menunjukkan tingkat elastisitas yang tinggi terhadap pertumbuhan propinsinya, artinya jika pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara positif, maka pertumbuhan ekonomi Kota Medan menunjukkan angka positif yang lebih besar dari pertumbuhan ekonomi propinsinya. Ini menunjukkan Kota Medan masih merupakan mesin pembangunan bagi daerah kota dan kabupaten lainnya di Sumatera Utara. Namun demikian untuk memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat minimal sama dengan masa sebelum krisis (6 s/d 7%), Kota Medan masih membutuhkan dana investasi paling tidak mencapai 12 trilyun rupiah, untuk 5 (lima) tahun ke depan.
     Disamping kesiapan perbankan di Kota Medan untuk berpatisipasi dalam pembiayaan investasi, dan modal kerja, Lembaga keuangan (BI Cabang Medan) juga concern terhadap informasi bisnis. Oleh karenanya BI juga menyediakan Sistem Informasi Baseline (SIB) dan Sistem Informasi Agrobisnis berorientasi ekspor (SIABE). Adanya SIB tersebut atelah memberikan informasi bagi wirausahawan dalam berbagai bentuk identifikasi peluang usaha yang ada, sedang adanya SIABE juga telah memberikan informasi lengkap tentang produk-produk agro industri yang telah diekspor ke berbagai negara tujuan, termasuk asal komoditi, teknologi pengolahan, daftar eksportir, pasar ekspor dan standar mutu produk.

     Bantuan teknis BI juga meliputi bantuan teknis pengembangan Usaha Kecil dan Mikro (PUKM) dengan sasaran sektor perbankan dalam bentuk penelitian dan pelatihan. Untuk pemberian informasi yang mencakup perkembangan asset, dana, kredit, kliring, jumlah perbankan, inflasi, kurs perdagangan internasional, investasi dan lain-lain, BI juga menerbitkan secara rutin (bulanan, triwulan, semesteran) Buku Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah, sehingga memberikan gambaran perkembangan ekonomi regional. Dengan demikian lembaga keuangan yang ada, kenyataannya telah memberikan peranan penting bagi mendorong iklim investasi di Kota Medan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tempat Perbelanjaan Kota Medan

1. Deli Plaza

     Deli Plaza adalah salah satu pusat perbelanjaan yang berlokasi di kota Medan, Sumatra Utara.
Deli Plaza didirikan oleh PT Menara Sinar Deli yang dimana dilokasi tersebut terdapat 3 pusat perbelanjaan yang saling bersebelahan dan ketiga-tiganya mempunyai sebuah perusahaan manajemen yang sama.
     Deli Plaza merupakan salah satu tempat utama bagi kalangan muda dulu, tetapi sejak berdirinya beberapa pusat pembelanjaan baru pada tahun 2004, kemudian dilakukan proyek baru.
     Deli Plaza bersama dengan Sinar Plaza dan Menara Plaza sekarang ini sedang mengalami proses renovasi, dimana nantinya akan dikerjakan proyek super block yang menggabungkan ketiga pusat perbelanjaan dan mengganti nama menjadi Deli Grand City, yang didalamnya terdapat pusat perbelanjaan, convention hall, apartemen, kantor, tempat makan, dan hotel. Total luas lahan digunakan adalah lebih dari 5 hektare. Proyek ini dikatakan akan siap tahap pertamanya pada tahun 2010 yang terdiri dari pusat perbelanjaan, apartemen, dan sebagian tempat parkir.
     Superblok Deli Grand City rencananya terdiri atas tiga menara apartemen 18 lantai, satu menara perkantoran 27 lantai, hotel bintang lima 15 lantai, dan pusat perbelanjaan lima lantai. PT Prada Tata Internasional (PTI Architects) dipercaya sebagai konsultan arsitek dalam proyek tersebut. Deli Plaza terletak di jalan Guru Patimpus/Balai Kota.
2. Grand Palladium Mall

     Grand Palladium adalah sebuah pusat perbelanjaan di Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Grand Palladium dibuka pada bulan September 2005. Tenant (penyewa) di mal ini antara lain: Matahari Department Store, Toko Buku Gramedia, Hypermart dan bioskop 21. Pusat perbelanjaan ini terletak di pusat kota, mal ini terintegrasi dengan The Aryaduta Hotel Medan dan dekat dengan kantor walikota Medan.

3. Plaza Medan Fair

     Plaza Medan Fair merupakan salah satu pusat belanja di Medan, Sumatera Utara teramai selain Sun Plaza. Plaza Medan Fair dirancang oleh perusahaan arsitektur di Singapura dengan konsep modern, bernuasa nyaman dan fleksibel. Tenant (penyewa) di mal ini antara lain Carrefour, Matahari Department Store, Electronic City, dan toko buku Karisma.

4. Medan Mall

     Medan Mall adalah salah satu pusat perbelanjaan yang terletak di kota Medan, Indonesia. Ukurannya cukup luas dan dikelilingi oleh pasar besar bernama Pusat Pasar. Pusat perbelanjaan ini antara lain ditempati oleh Matahari Department Store dan Macan Yaohan Supermarket. Medan Mall sering sekali padat pengunjungnya karena lokasinya yang dekat dengan pasar tersebut.
     Tepat di sebelah timur mal ini terdapat pula Plaza Olimpia yang telah lama ada jauh sebelum Medan Mall dibangun. Di sebelah Barat dan Barat Laut tedapat Gedung Uniland dan Stasiun Besar Kota Medan (sekitar 500m). Jalan-jalan di sekitar mal ini merupakan salah satu kawasan rawan macet. Kemacetan biasanya terjadi di ruas jalan Sutomo, MT Haryono, Thamrin, terutama pada saat jam-jam sekolah ditambah lagi dengan adanya Pusat Pasar yang tergabung dengan Terminal Sambu Pusat Pasar.
     Di sebelah timur terdapat sekolah Sutomo I Medan, dan Methodist.

5. Plaza Millenium


Plaza Milenium, Medan

     Plaza Millenium adalah sebuah pusat perbelanjaan (plaza) yang terletak di Kecamatan Medan Helvetia tepatnya di Jalan Kapten Muslim di kota Medan, Indonesia. Plaza Millenium merupakan plaza yang dikhususkan bagi penjualan peralatan elektronik serta perangkat komputer. Walaupun begitu, banyak juga kebutuhah sehari-hari yang diperjualkan di plaza ini. Plaza Millenium juga sering dijadikan tempat bagi penyelenggaraan event.

6. Sun Plaza
     Sun Plaza merupakan pusat perbelanjaan menengah ke atas di kawasan komersial strategis kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Didirikan pada tahun 2003, pusat perbelanjaan ini berupa bangunan 6 lantai (termasuk Lower Ground dan Ground Floor) yang dirancang dengan konsep mal keluarga.
Sun Plaza dibuka sejak pertengahan tahun 2004 dan sudah banyak dikunjungi penduduk setempat bahkan sebelum diadakannya pembukaan. Sun Plaza menjadi lokasi favorit anak muda dan wisatawan luar negeri karena kenyamanan dan lengkapnya barang-barang yang tersedia. Sun Plaza sering menjadi tempat diadakannya berbagai acara penting dari konser piano hingga MTV VJ Hunt 2005 lalu yang sebelumnya pernah diadakan di Medan Mall.
     Letaknya yang sangat strategis membuat pusat perbelanjaan ini ramai dikunjungi oleh pelajar, mahasiswa, serta para wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Sun Plaza juga berdekatan dengan Kantor Gubernur Sumatera Utara, Mesjid Agung Medan (mesjid terbesar di Sumatera), SMA Negeri 1 Medan, dan Apartemen Cambridge. Di pusat perbelanjaan ini terdapat pujasera, Bioskop 21, dan department store Sogo.

7. Cambridge City Square

     Cambridge City Square adalah sebuah mal yang terletak di Jalan S. Parman, Kota Medan, Sumatera utara, Indonesia. Di mal ini terdapat kios Starbucks Coffee, Bread Talk, dan lain-lain. Mal ini juga terintegrasi dengan Grand Swiss Bel-hotel. Di atas mal ini terdapat 4 bangunan yang merupakan apartemen.

8. Thamrin Plaza
     Thamrin Plaza adalah salah satu pusat perbelanjaan yang terletak di kota Medan, Sumatera Utara. Thamrin Plaza terletak di Jalan Thamrin dan bisa dicapai dari gerbang lain selain gerbang depan, yaitu dari Jalan Asia dan Jalan Bakaran Batu.
     Thamrin Plaza terletak berdekatan dengan Pasar Ramai, yang merupakan salah satu pasar terbesar di Medan. Pasar yang lumayan lengkap ini pantas dikunjungi setelah selesai berbelanja di Thamrin Plaza. Mempunyai bermacam-macam toko pakaian, alat rumah tangga, warung makanan, toko kosmetik, toko sepatu, toko perhiasan, dan lain-lain.
     Thamrin Plaza memiliki 7 lantai dengan ukuran sedang. Thamrin Plaza sangat populer akan pasaraya Matahari yang terdapat di hampir setiap lantai. Selain itu, di lantai 7 juga terdapat bioskop 21 dan arena bermain TimeZone.
     Tempat makan yang ada di mal ini antara lain McDonald's, Texas, Fountain, Nelayan, Food Court, Papa Ron's, Pizza Hut (tidak terletak di dalam gedung Thamrin Plaza, melainkan di luarnya). Pusat makanan terbesar di Plaza ini terletak di lantai 7. Berbagai jenis makanan dari makanan Indonesia, Jepang, Eropa, Tionghoa disuguhkan di sini.
9. Olympia Plaza, satu di antara plaza tertua di Medan, bersebelahan dengan Medan Mall. Namun kini sudah tidak beroperasi sebagai tempat grosir pakaian, sepatu dan barang pecah belah.

10. Brastagi Mall, awalnya bernama Price Mart. Selanjutnya berganti nama menjadi The Club Store. Setelah direnovasi, plaza ini berganti nama menjadi Mall The Club Store. Dan akhirnya berganti nama menjadi Brastagi Mall.

11. Hong Kong Plaza - Novotel Soechi

12. Macan Group (Macan Yaohan, Macan Syariah, Macan Mart, Macan Mart Syariah)

13. Lotte Mart Wholesale, dulu bernama Makro.

14. Yuki Pasar Raya dan Yuki Simpang Raya

15. Yanglim Plaza

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kota Medan

     Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba.


A. Sejarah

     Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke Medan. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra, dan seorang Tionghoa. C. Geografi

     Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.
     Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut:

UtaraSelat Malaka
SelatanKabupaten Deli Serdang
BaratKabupaten Deli Serdang
TimurKabupaten Deli Serdang

     Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.
     Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

Demografi

TahunPenduduk
20011.926.052
20021.963.086
20031.993.060
20042.006.014
20052.036.018
20072.083.156
20082.102.105
20092.121.053
20102.109.339

     Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.
     Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah 2.109.339 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan.
     Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa dengan dihitungnya jumlah penglaju (komuter). Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk).
     Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.
Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami peningkatan—tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah 0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kapadatan penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per km² pada tahun 2004. Jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan Penduduk tertinggi ada di kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan Timur. Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun.
     Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Jawa, dan suku-suku dari Tapanuli (Batak, Mandailing, Karo). Di Medan banyak pula orang keturunan India dan Tionghoa. Medan salah satu kota di Indonesia yang memiliki populasi orang Tionghoa cukup banyak.
Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.
Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang berketurunan Eropa, 35.009 berketurunan Indonesia, 8.269 berketurunan Tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras Timur lainnya.
Perbandingan etnis di Kota Medan pada tahun 1930, 1980, dan 2000
EtnisTahun 1930Tahun 1980Tahun 2000
Jawa24,89%29,41%33,03%
Batak2,93%14,11%-- (lihat Catatan)
Tionghoa35,63%12,8%10,65%
Mandailing6,12%11,91%9,36%
Minangkabau7,29%10,93%8,6%
Melayu7,06%8,57%6,59%
Karo0,19%3,99%4,10%
Aceh--2,19%2,78%
Sunda1,58%1,90%--
Lain-lain14,31%4,13%3,95%
Sumber: 1930 dan 1980: Usman Pelly, 1983; 2000: BPS Sumut
Catatan: Data BPS Sumut tidak menyenaraikan "Batak" sebagai suku bangsa, total Simalungun (0,69%), Tapanuli/Toba (19,21%), Pakpak (0,34%), dan Nias (0,69%) adalah 20,93%

     Angka Harapan Hidup penduduk kota Medan pada tahun 2007 adalah 71,4 tahun, sedangkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 adalah 148.100 jiwa.

Pemandangan udara kota Medan di tahun 1920-an

Daerah Kesawan tahun 1920-an

     Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, Mandailing dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan ulama.
     Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha di tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir delapan belas kali lipat.

B. Pemerintahan dan Pembagian Wilayah

     Kota Medan dipimpin oleh seorang walikota. Saat ini, jabatan walikota Medan dijabat oleh Rahudman Harahap dengan jabatan wakil walikota dijabat oleh Dzulmi Eldin. Wilayah Kota Medan dibagi menjadi 21 kecamatan dan 151 kelurahan.
  • Medan Tuntungan
  • Medan Johor
  • Medan Amplas
  • Medan Denai
  • Medan Area
  • Medan Kota
  • Medan Maimun
  • Medan Polonia
  • Medan Baru
  • Medan Selayang
  • Medan Sunggal
  • Medan Helvetia
  • Medan Petisah
  • Medan Barat
  • Medan Timur
  • Medan Perjuangan
  • Medan Tembung
  • Medan Deli
  • Medan Labuhan
  • Medan Marelan
  • Medan Belawan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS